Skip to main content

Pada mulanya

Lidah adalah kumpulan otot rangka pada bagian lantai mulut yang dapat membantu pencernaan makanan dengan mengunyah dan menelan. Lidah dikenal sebagai indera pengecap yang banyak memiliki struktur tunas pengecap. Lidah juga turut membantu dalam tindakan bicara. Struktur lainnya yang berhubungan dengan lidah sering disebut lingual, dari bahasa Latin lingua atau glossal dari bahasa Yunani, γλωσσα.

Demikian tulisan awal yang ditemukan ketika mencari definisi dari lidah di Wikipedia. Yang pasti, kuncup-kuncup perasa pada lidah, membantu manusia untuk merasakan "segala yang masuk melalui mulut".

Pada lidah, terdapat indra pengecap yang terdapat kemoreseptor untuk merasakan respon rasa asin, asam, pahit dan rasa manis. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di tempat yang berbeda-beda. Letak masing-masing rasa berbeda-beda yaitu :

* Rasa manis dapat di rasakan oleh indra pengecap yang terletak di bagian depan lidah
* Rasa Asin dirasakan pada sepanjang bagian isi depan lidah
* Rasa asam di rasakan di sepanjang sisi bagian belakang lidah
* Rasa pahit di kecap pada bagian belakang lidah

Manusia memiliki bermilyar akal dan ide untuk memanjakan lidah, sekaligus mengeksplorasi empat rasa dasar pada lidah, dan menjadikannya sebuah makanan yang sangat beragam. Blog ini, hanyalah salah satu dari ribuan blog yang bertebaran dalam penjelajahan lidah.

Comments

Popular posts from this blog

Keripik Setan van Perum 3

Pedas, menurut pustakawan jejaklidah, bukanlah segolongan rasa, tetapi ia merupakan sebuah sensasi yang ditimbulkan oleh zat pedas pada cabai. Hal ini dapat dianalogikan dengan makanan dengan suhu panas atau dingin. Jadi rasa pedas itu bukan terjadi pada salah satu indra khusus pedas di lidah, tetapi semua permukaan lidah dapat mengalami sensasi pedas ini. Nah, jejaklidah punya saran bagi mereka yang ingin ber eksperimen sendiri dengan makanan pedas, untuk membuktikan kebenaran paparan pustakawan jejaklidah tersebut diatas. Sarannya adalah, cobalah dua bungkus keripik perum3, yang harga per bungkusnya Rp. 500 saja. Mengapa hanya dua bungkus? ” Kalau lebih dari dua bungkus, lidah bisa kebas!” terang pak haji yang ditemui jejaklidah di rumah produksinya di perumnas 3 bekasi. ”Berhenti dulu, lalu 15 menit kemudian boleh nambah lagi dua bungkus!” lanjut pak Haji sambil tersenyum. Jejaklidah manggut-manggut mendengarkan tips cara makan kripik pedas perum3 ini, langsung dari pembuatnya. Ma...

Mengecat penuh warna

Kali ini, jejaklidah mengulik rasa yang berbeda. Ceritanya adalah tentang Toko cat terlengkap. Saat ini, pekerjaan mengecat, sudah menjadi pekerjaan yang tidak terlalu merepotkan. Jelas ini berbeda waktu itu pertengahan tahun 60-an, dimana cat yang dijual di pasar bebas, masih berbentuk bubuk yang harus dimasak dulu sebelum dipakai. Lantaran sedikit merepotkan, maka pilihan memberikan warna di dinding rumah, sangat terbatas. Walhasil, warna putih yang diperoleh dari penggunaan kapur, menjadi pilihan saat itu. Sejak masa itu, mewarnai dinding rumah, sudah mengundang manfaat ekonomi. Batang padi yang dibendel menjadi semacam kuas, bukanlah alat yang sedemikian mudahnya bisa dibuat sendiri. Toko perkakas pada masa itu, sudah menyediakan khusus. Satu ikat batang padi yang siap digunakan untuk memoleskan cairan kapur, yang cukup membuat putih dinding rumah, lengkap dengan menyediakan kapur dan ember nya. Jasa memberikan kesan bersih pada dinding, juga sudah ada. Umumnya dalam satu kom...

Ada Kulit Jeruk di Pecel Madiun

Eksplorasi pedas jejaklidah kali ini mencoba menjamah sisi tradisional negeri seribu pulau ini. Beberapa tulisan tentang menu sarapan pilihan sebagian besar warga Jawa Timur, pecel, akan coba diulas dalam jelajah lidah melalui blog ini. Penjelajahan dimulai dari satu tempat yang yang dikenal sebagai asal muasalnya makanan ini, walaupun dalam prakteknya, sudah banyak "penyimpangan" yang terjadi (makanya baca sampai tuntas dulu agar tahu). Pecel, rasanya tidak akan mudah dilepaskan dari kata madiun. Maka penjelajahan kali ini menuju langsung ke madiun untuk mencari jawaban pasti atas keberadaan pecel madiun ini. Pecel madiun, menurut Budi Prasetyo, memiliki ciri khas penggunaan turi, kecambah pendek, dan sambel pecel. Selain itu, ciri khas visual yang bisa ditemukan adalah pada cara penyajian yang selalu menggunakan daun pisang, dan cara menuangkan sambel pada racikan nasi dan kulupan. Nasi pecel madiun, mengutamakan kulupan, dan hanya mensyaratkan nasi. "Jadi, pecel madiu...