Apa saja menu makan siang favorit sebagian besar pegawai pemkot Bekasi? Rasanya tidak ada satupun dari kita yang mengira bahwa rasa pedas merupakan salah satu pilihan rasa yang disukai sebagian besar pamong praja kota Patriot. Kasak-kusuknya, menu yang konon asli dibuat oleh orang Bekasi ini, bisa bikin “kesurupan”, karena saking pedasnya. Maka meluncurlah team jejaklidah ke TKP, menyusuri sepanjang jalur kota lama Bekasi, Jl. Ir. H. Juanda Kota Bekasi (exit tol barat, belok kanan, lurus menuju arah stasiun bekasi) sampai nyaris mendekati terminal Kota Bekasi. One way traffic yang diberlakukan di jalur ini semenjak pukul 06.00 sd. 21.00 WIB, nyata-nyata tidak membuat gerah, karena rerimbunan pohon masih setia memayungi jalan.
Lokasinya cukup mudah dijangkau, karena berada tepat di sebelah bank Bumiputera. Sayangnya, dari banner sign yang dibeber di halaman rumah makan ini, jejaklidah hanya menemukan tulisan Masakan Khas bekasi dalam ukuran cukup mencolok. Semakin dekat, jejaklidah baru bisa membaca "Spesial Bebek Kesurupan", tepat di bawah tulisan masakan khas Betawi. Hmmm, jelajah lidah segera dimulai.
Suasana rumah makan ini memang tidak memunculkan sesuatu yang khas. Malah spanduk sebuah layanan telepon seluler masih menggantung manis di area depan. Deretan bangku plastik dan meja melamin, mengisi ruangan rumah makan dengan nuansa hijau muda ini, tanpa satupun tanda khas, yang mampu menjadi cantolan bagi menu kesurupan. Setelah memesan, akhirnya menu bebek kesurupan hadir di meja. Dari sisi penampilan, sepiring nasi hangat hasil karya magic jare dengan dua potong kecil daging bebek goreng berwarna coklat gelap tersiram bumbu, terhadir. Biasa saja sebenarnya. Sebelumnya semangkuk air juga disediakan, bagi yang menyukai gaya makan dengan tangan. Jejaklidah memulai eksplorasi rasa dengan suapan tangan pertama, dan efeknya langsung terasa. Tehnik mengolah daging bebek yang cukup serius (setidaknya itu yang diketahui Jejaklidah setelah ngobrol dengan pemiliknya) cukup menghasilkan paduan kenikmatan yang menggugah selera. Bumbu pedas cukup menyerap di tiap lapisan dagingnya, sehingga kita tidak perlu mencocol lagi, karena intensitas rasa pedasnya yang diatas rata-rata. Oh ya, lalap mentimun juga tersedia gratis di meja, siap menemani kepedasan kita.
“Tiap kilogram daging bebek, kami memakai setengah kilogram cabe rawit merah!” tutur sang pemilik, Andri Muslimin, membuyarkan puluhan pertanyaan tentang asalmula kepedasan ini. Diseling makan, karyawan salah satu BUMN besar di Bekasi ini, royal membagikan kiat usahanya, yang selama ini banyak diperoleh dari banyak mendengar pelanggan dan kliennya. Dari hasil studi kepustakaan jejaklidah di beberapa situs jajan, misalnya ayojajan.com, bekasi merupakan salah satu sentra utama menu bebek, dengan berbagai macam variasinya. Diakuinya, bebek Rica-rica khas Sulawesi di Pekayon yang seringkali disambangi saat pulang kerja dari kantor atau jalan-jalan dengan keluarga, juga Bebek Pedas Ela di wilayah Pekayon, merupakan sumber inspirasi utamanya. Jikalau Bebek Rica-Rica sudah khas ke-Sulawesiannya dengan pedas dan manis, maka bebek olahannya harus mengusung gimmick baru dengan label kepedasan sederajat namun khas gaya Bekasi.
Usaha Andri mencari gimmick untuk olahan bebek yang mampu mencitrakan masakan khas Bekasi, mengantarkannya kepada nama Bebek Kesurupan. “Idenya dari teman saya!” jujur andri. Alkisah, saat pertama kali dibuka, salah seorang rekan andri yang kebetulan nyaleg dan diajak mampir ke rumah makannya, menceletukan gimmick tersebut setelah menikmati ramuan bebek goreng pedasnya. Andri cekatan menangkap celetukan itu dan menjadikannya gimmick untuk usahanya.
Sayangnya Andri belum optimal menggarap gimmick tersebut. Jejaklidah sendiri, seperti yang telah dipapar di bagian awal tulisan, tidak mendapat suatu penanda khas. Cuma sebuah rumah makan kecil berkapasitas 20-an orang pengunjung, yang menyajikan beberapa menu makan siang standard dengan menu andalan bebek goreng pedas. Suasana rumah makan juga sangat biasa, seperti pada umumnya. Padahal gimmick bebek kesurupan, sudah terasa menggigit, apalagi kalau didukung make up suasana rumah makan yang lebih mendukung, pasti menikmati bebek pedas di rumah makan Andri Muslimin ini akan terasa lebih klop dengan atmosfer rumah makan yang juga “kesurupan”.
Untuk informasi harga, jejaklidah mencatatnya sebagai sangat terjangkau kantong. Bandrol untuk Paket Nasi Rames plus dipasang Rp. 8.000,-, sementara Paket Spesial (Nasi Rames plus lauk pauk spesial) cukup dikisaran Rp. 10.000,- per porsi. Paket Bebek Kesurupan Istimewa, mengharuskan anda merogoh kocek Rp.12.000,- atau Bebek Kesurupan Special, dengan bandrol Rp. 15.000,- saja.
Untuk Delivery kawasan Jabotabek, diberlakukan minimal order 5 paket, ditambah 10% dari nilai total pesanan sebagai biaya pengiriman. Komposisi perpaket Bebek Kesurupan Spesial, terdiri dari Nasi, Timun, Krupuk Udang dan Bebek Kesurupan senilai Rp. 20.000,-. Bagi yang makan di tempat, terdapat pilihan aneka aneka jus seharga Rp. 5.000,- per gelasnya.
Pesan Antar :
021.9318.7374, 021.9822.7422, 021.9619.7371
Lokasinya cukup mudah dijangkau, karena berada tepat di sebelah bank Bumiputera. Sayangnya, dari banner sign yang dibeber di halaman rumah makan ini, jejaklidah hanya menemukan tulisan Masakan Khas bekasi dalam ukuran cukup mencolok. Semakin dekat, jejaklidah baru bisa membaca "Spesial Bebek Kesurupan", tepat di bawah tulisan masakan khas Betawi. Hmmm, jelajah lidah segera dimulai.
Suasana rumah makan ini memang tidak memunculkan sesuatu yang khas. Malah spanduk sebuah layanan telepon seluler masih menggantung manis di area depan. Deretan bangku plastik dan meja melamin, mengisi ruangan rumah makan dengan nuansa hijau muda ini, tanpa satupun tanda khas, yang mampu menjadi cantolan bagi menu kesurupan. Setelah memesan, akhirnya menu bebek kesurupan hadir di meja. Dari sisi penampilan, sepiring nasi hangat hasil karya magic jare dengan dua potong kecil daging bebek goreng berwarna coklat gelap tersiram bumbu, terhadir. Biasa saja sebenarnya. Sebelumnya semangkuk air juga disediakan, bagi yang menyukai gaya makan dengan tangan. Jejaklidah memulai eksplorasi rasa dengan suapan tangan pertama, dan efeknya langsung terasa. Tehnik mengolah daging bebek yang cukup serius (setidaknya itu yang diketahui Jejaklidah setelah ngobrol dengan pemiliknya) cukup menghasilkan paduan kenikmatan yang menggugah selera. Bumbu pedas cukup menyerap di tiap lapisan dagingnya, sehingga kita tidak perlu mencocol lagi, karena intensitas rasa pedasnya yang diatas rata-rata. Oh ya, lalap mentimun juga tersedia gratis di meja, siap menemani kepedasan kita.
“Tiap kilogram daging bebek, kami memakai setengah kilogram cabe rawit merah!” tutur sang pemilik, Andri Muslimin, membuyarkan puluhan pertanyaan tentang asalmula kepedasan ini. Diseling makan, karyawan salah satu BUMN besar di Bekasi ini, royal membagikan kiat usahanya, yang selama ini banyak diperoleh dari banyak mendengar pelanggan dan kliennya. Dari hasil studi kepustakaan jejaklidah di beberapa situs jajan, misalnya ayojajan.com, bekasi merupakan salah satu sentra utama menu bebek, dengan berbagai macam variasinya. Diakuinya, bebek Rica-rica khas Sulawesi di Pekayon yang seringkali disambangi saat pulang kerja dari kantor atau jalan-jalan dengan keluarga, juga Bebek Pedas Ela di wilayah Pekayon, merupakan sumber inspirasi utamanya. Jikalau Bebek Rica-Rica sudah khas ke-Sulawesiannya dengan pedas dan manis, maka bebek olahannya harus mengusung gimmick baru dengan label kepedasan sederajat namun khas gaya Bekasi.
Usaha Andri mencari gimmick untuk olahan bebek yang mampu mencitrakan masakan khas Bekasi, mengantarkannya kepada nama Bebek Kesurupan. “Idenya dari teman saya!” jujur andri. Alkisah, saat pertama kali dibuka, salah seorang rekan andri yang kebetulan nyaleg dan diajak mampir ke rumah makannya, menceletukan gimmick tersebut setelah menikmati ramuan bebek goreng pedasnya. Andri cekatan menangkap celetukan itu dan menjadikannya gimmick untuk usahanya.
Sayangnya Andri belum optimal menggarap gimmick tersebut. Jejaklidah sendiri, seperti yang telah dipapar di bagian awal tulisan, tidak mendapat suatu penanda khas. Cuma sebuah rumah makan kecil berkapasitas 20-an orang pengunjung, yang menyajikan beberapa menu makan siang standard dengan menu andalan bebek goreng pedas. Suasana rumah makan juga sangat biasa, seperti pada umumnya. Padahal gimmick bebek kesurupan, sudah terasa menggigit, apalagi kalau didukung make up suasana rumah makan yang lebih mendukung, pasti menikmati bebek pedas di rumah makan Andri Muslimin ini akan terasa lebih klop dengan atmosfer rumah makan yang juga “kesurupan”.
Untuk informasi harga, jejaklidah mencatatnya sebagai sangat terjangkau kantong. Bandrol untuk Paket Nasi Rames plus dipasang Rp. 8.000,-, sementara Paket Spesial (Nasi Rames plus lauk pauk spesial) cukup dikisaran Rp. 10.000,- per porsi. Paket Bebek Kesurupan Istimewa, mengharuskan anda merogoh kocek Rp.12.000,- atau Bebek Kesurupan Special, dengan bandrol Rp. 15.000,- saja.
Untuk Delivery kawasan Jabotabek, diberlakukan minimal order 5 paket, ditambah 10% dari nilai total pesanan sebagai biaya pengiriman. Komposisi perpaket Bebek Kesurupan Spesial, terdiri dari Nasi, Timun, Krupuk Udang dan Bebek Kesurupan senilai Rp. 20.000,-. Bagi yang makan di tempat, terdapat pilihan aneka aneka jus seharga Rp. 5.000,- per gelasnya.
Pesan Antar :
021.9318.7374, 021.9822.7422, 021.9619.7371
Comments
Post a Comment